Allah Ada Dimana Menurut Nu
Kata Sambutan
Halo selamat datang di Vispine.ca. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik menarik tentang pandangan Nahdlatul Ulama (NU) mengenai keberadaan Allah SWT. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki pandangan teologis yang khas mengenai konsep ketuhanan.”
Pendahuluan
Keberadaan Allah SWT merupakan salah satu pertanyaan mendasar yang telah dibahas oleh para filsuf, teolog, dan ilmuwan sepanjang sejarah. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam moderat di Indonesia, memiliki pandangan teologis yang mengakar kuat dalam tradisi Islam klasik dan disesuaikan dengan konteks keindonesiaan. Pandangan NU tentang keberadaan Allah SWT dikenal sebagai “Ahlussunnah wal Jamaah”, yang menekankan pada keyakinan dan pengakuan terhadap ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Menurut NU, keberadaan Allah SWT dapat dibuktikan melalui berbagai cara, antara lain:
- Bukti Rasional: Argumen filosofis yang mengandalkan logika dan akal untuk membuktikan keberadaan Allah SWT. Salah satu argumen yang terkenal adalah argumen kosmologis, yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada pasti memiliki sebab, dan sebab pertama dari segala sesuatu adalah Allah SWT.
- Bukti Empiris: Pengamatan dan pengalaman terhadap fenomena alam yang menunjukkan keteraturan dan ketertiban. NU meyakini bahwa keteraturan ini merupakan bukti adanya Pencipta yang Maha Bijaksana.
- Bukti Sejarah: Keberadaan agama-agama besar di dunia dan keyakinan umat manusia pada umumnya terhadap Tuhan. NU memandang fenomena ini sebagai indikasi adanya fitrah keimanan yang ditanamkan dalam diri manusia.
- Bukti Intuitif: Kesadaran batin atau perasaan spiritual yang membawa seseorang pada keyakinan akan adanya Allah SWT. NU mengakui bahwa pengalaman intuitif dapat menjadi pendorong kuat bagi keimanan.
Selain bukti-bukti di atas, NU juga menekankan pada pentingnya wahyu yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dan Sunnah dipandang sebagai sumber utama ajaran Islam, termasuk konsep keberadaan Allah SWT.
Dengan menggabungkan pendekatan rasional, empiris, historis, intuitif, dan wahyu, NU menyimpulkan bahwa keberadaan Allah SWT adalah sebuah kebenaran yang tidak terbantahkan.
Konsep Ketuhanan
Dalam pandangan NU, Allah SWT adalah sebagai berikut:
- Wujud: Allah SWT adalah Dzat yang Maha Ada dan tidak bergantung pada apapun.
- Wahid: Allah SWT adalah Satu dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
- Ahad: Allah SWT tidak terbagi-bagi dan tidak memiliki bagian-bagian.
- Qidam: Allah SWT adalah Maha Awal dan tidak memiliki permulaan.
- Baqa’: Allah SWT adalah Maha Akhir dan tidak memiliki akhir.
- Mukhalafatu lil hawaditsi: Allah SWT berbeda dengan semua makhluk-Nya.
- Qiyamuhu binafsihi: Allah SWT berdiri dengan sendirinya dan tidak memerlukan apapun selain Diri-Nya.
- Ghaniyyun ‘anil ‘alamin: Allah SWT Maha Kaya dan tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya.
- Muridun ‘ala kulli syai’: Allah SWT berkehendak atas segala sesuatu.
Sifat-sifat Allah
NU juga mengajarkan bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang sempurna, antara lain:
- Ilmu: Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
- Qudrah: Allah SWT Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
- Iradat: Allah SWT Maha Berkehendak atas segala sesuatu.
- Sama’: Allah SWT Maha Mendengar segala sesuatu.
- Bashar: Allah SWT Maha Melihat segala sesuatu.
- Kalam: Allah SWT Maha Berfirman.
Eksistensi Allah
NU meyakini bahwa keberadaan Allah SWT adalah sebuah fakta yang tidak perlu dibuktikan secara empiris. Namun, bukti-bukti rasional dan empiris dapat memperkuat keyakinan tersebut. Keberadaan Allah SWT merupakan landasan utama ajaran Islam dan dasar bagi ibadah dan pengabdian manusia kepada Tuhannya.
Bagi NU, keyakinan akan keberadaan Allah SWT bukan hanya sekedar pengakuan atau doktrin, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan ini mendorong manusia untuk berakhlak mulia, berbuat baik, dan senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Pandangan Para Ulama NU
Beberapa ulama NU terkemuka yang membahas tentang keberadaan Allah SWT antara lain:
- KH. Hasyim Asy’ari: Pendiri NU yang menekankan pentingnya bukti rasional dan wahyu dalam membuktikan keberadaan Allah SWT.
- KH. Wahid Hasyim: Putra KH. Hasyim Asy’ari yang mengembangkan konsep “tauhid sosial” yang menekankan pada kesatuan umat Islam dan toleransi antar umat beragama.
- KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Presiden RI ke-4 yang dikenal dengan pandangan pluralis dan toleransinya, serta menekankan pada pentingnya kebebasan beragama dan keharmonisan sosial.
Kelebihan Pandangan NU
Pandangan NU tentang keberadaan Allah SWT memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Komprehensif: Pandangan NU menggabungkan pendekatan rasional, empiris, historis, intuitif, dan wahyu, sehingga memberikan argumen yang kuat dan komprehensif untuk membuktikan keberadaan Allah SWT.
- Relevan: Pandangan NU relevan dengan konteks keindonesiaan yang multikultural dan multireligius, karena menekankan pada toleransi dan harmoni antar umat beragama.
- Praktis: Pandangan NU memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari, mendorong manusia untuk berakhlak mulia dan senantiasa bersyukur.
Kelemahan Pandangan NU
Selain kelebihan, pandangan NU tentang keberadaan Allah SWT juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
- Dogmatis: Pandangan NU bersifat dogmatis dan tidak dapat dikritisi atau dipertanyakan, karena didasarkan pada ajaran wahyu yang dianggap tidak dapat salah.
- Antroposentris: Pandangan NU cenderung antroposentris, yaitu memandang Allah SWT sebagai Pencipta yang berfokus pada kesejahteraan manusia, sehingga mengabaikan aspek-aspek keberagaman lainnya di alam semesta.
- Tidak Mempertimbangkan Keragaman Perspektif: Pandangan NU tidak mempertimbangkan keragaman perspektif yang ada dalam Islam, dan cenderung mengutamakan pandangan mayoritas.
Tabel Ringkasan
Aspek | Pandangan NU |
---|---|
Eksistensi | Wujud, Wahid, Ahad, Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Ghaniyyun ‘anil ‘alamin, Muridun ‘ala kulli syai |
Sifat | Ilmu, Qudrah, Iradat, Sama’, Bashar, Kalam |
Bukti | Rasional, Empiris, Historis, Intuitif, Wahyu |
Implikasi | Akhlak mulia, Berbuat baik, Bersyukur |
Kelebihan | Komprehensif, Relevan, Praktis |
Kelemahan | Dogmatis, Antroposentris, Tidak Mempertimbangkan Keragaman Perspektif |
FAQ
- Apa yang dimaksud dengan “Ahlussunnah wal Jamaah”?
Ahlussunnah wal Jamaah adalah pandangan teologis NU yang menekankan pada keyakinan dan pengakuan terhadap ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.